Rohmad Soleh |
Yaa Nabi salam alaika Yaa
rasul salam alaika
Yaa habib salam alaika sholawatullah
alaika
Senandung nada lagu salawat tersebut menghiasi langit kampungku
yang berasal dari cerobong speaker masjid dan musholla, tidak hanya dikampungku
saja, dari kampung sebelah pun terdengar dalam telingaku nada yang sama.
Terbersit dalam benak pikiranku, malam ini kan malam selasa kok ada bacaan
salawat menggema dari masjid dan musholla (yang biasanya dikampungku bacaan
tersebut dibacakan tiap malam Jum’at dan Senin). Setelah aku bertanya dengan
Ibu dan nenek, ternyata malam ini adalah malam tanggal satu bulan Rabi’ul Awal
(Mulud orang desa mengenalnya).
Masya Allah . . . terucap kata dari bibirku. Tak terasa
bulan Maulud telah tiba, bulan Rabiul Awal adalah bulan dimana junjungan umat
Islam di dunia dilahirkan yaitu baginda Nabi Muhammad SAW yang dikenal oleh umat
Islam sebagai nabi akhir zaman dan nabi yang diberi mukjizat Alqur’an oleh
Allah SWT serta nabi yang diutus oleh Allah SWT sebagai nabi pembawa rahmat
bagi sekalian alam. Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekah di waktu fajar sodiq
tepatnya tanggal 12 Robiul Awal tahun Fiil bertepatan dengan tanggal 21 April
571 M dari pasangan Aminah dan Abdullah. Tahun kelahiran Muhammad dinamakan
tahun Fill dikarenakan pada waktu itu di kota Mekah terjadi peristiwa
penyerangan oleh Raja Abrahah yang berinisiatif menghancurkan Kakbah dengan
tentara gajahnya. Insiden invasi Raja Abrahah tersebut diabadikan oleh Allah
SWT dalam kitab-Nya, surat Al Fiil.
Bulan Rabiul Awal memang bulan istimewa bagi umat Islam
selain bulan-bulan lain yang juga dianggap istimewa, seperti halnya bulan
Ramadhan. Dimana pada bulan Ramadhan umat Islam di seluruh dunia yang sudah
amencapai usia aqil baligh diwajibkan
untuk melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Kemudian bulan syawal,
di bulan ini umat Islam merayakan hari kemenangannya setelah satu bulan penuh
melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan memperingati Hari Raya Idul Fitri. Selain
kedua bulan tersebut, juga ada bulan yang dikenal dengan bulan Haji (Dzul
Hijjah), di bulan ini umat Islam seluruh dunia yang istatho’a atau mampu dari segi finansial, fisik dan mental diwajibkan
untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci, Mekah dan Madinah. Dan di bulan ini
juga diperingati sebagai perayaan Hari Raya Idul Adha atau kurban. Dan beberapa
bulan Islam lain yang dianggap istimewa oleh umat Islam.
Di bulan Maulud ini, orang-orang di dunia baik kalangan
anak-anak, remaja, dewasa dan tua pada ramai-ramai melantunkan salawat sesuai dengan tradisinya masing-masing. Di Indonesia
biasanya di masjid-masjid, musholla dan juga di rumah-rumah dipadati dengan
bacaan albarzanji atau diba’. Albarzanji dan diba’ adalah kedua kitab yang
disusun dan ditulis oleh ulama kenamaan Timur Tengah, keduanya menceritakan
sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW. Di seantero langit Indonesia selain
dimeriahkan dengan lantunan bacaan-bacaan tersebut, juga terlihat semarak
dengan perayaan pengajian-pengajian baik yang diselenggarakan oleh masjid, musholla,
pondok pesantren, sekolah, yayasan islam juga dari instansi pemerintah yang
ada. Acara layar kaca pun ikut memeriahkan perayaan Maulid Nabi di Indonesia
pada bulan ini. Kesemuanya itu dilakukan untuk menghormati hari lahirnya Nabi
Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Muhammad SAW merupakan tokoh teragung dalam agama Islam,
karena beliau dianugerahi beberapa kelebihan oleh Allah SWT yang tidak
diberikan kepada umatnya. Mulai dari pribadinya yang sangat mulia, sikapnya
yang lemah lembut, tutur bicaranya yang santun, perangai yang selalu
mencerminkan kebaikan dan kejujuran, dalam diri beliau terdapat suri teladan
bagi umatnya dan kasih sayang selalu terpancar dalam jiwanya. Begitu agung dan
mulia Nabi Muhammad SAW sehingga patut dijadikan pemimpin umat Islam di dunia
untuk sepanjang masa. Meskipun beliau sudah meninggal beberapa abad silam,
namun keberadaan beliau terasa masih ada dan dekat dengan umatnya yang selalu
melantunkan bacaan-bacaan salawat atasnya. Hal itu terasa amat sangat kentara sekali dengan dibuktikan
di setiap tahunnya terutama pada bulan Maulud. Pada bulan Maulud seperti
sekarang ini, umat Islam di dunia beramai-ramai menyemarakkan bulan kelahiran
nabinya, serasa mengharapkan rahmat Allah atas bacaan-bacaan yang mereka baca
kepada junjungannya (Muhammad SAW).
Hari ini, Jum’at tanggal 30 Maret 2007 sekitar pukul 16.00
WIB aku berkumpul dengan teman-teman PMII Unissula di depan gedung FAI, sembari
menunggu teman-teman yang belum datang aku dan teman-teman yang sudah hadir
berjalan menuju ke tempat dimana bus kampus mangkal (disebelah gedung
Rektorat), sesampainya pada tempat dimana bus kampus biasa mangkal, akhirnya
kami semua pun masuk dan naik bus setelah teman-teman sudah pada datang semua. Bus
pun melaju dari kampus Unissula menuju tempat dimana teman-teman mengadakan
acara PKD yaitu di PP. Al Mansyur yang beralamatkan di Kauman Ungaran Semarang.
Beberapa menit dari perjalanan (lebih kurang setengah jam) dan ketika bapak
sopir membelokkan arah kanan yang kedapatan Lampu Traffic Light dan setelah
melewati Alun-alun Ungaran akhirnya kami semua sampai di tempat yang kami tuju.
Hujan rintik-rintik membasahi bumi Ungaran, aku bersama
teman-teman melangkahkan kaki menuju ke tempat dimana teman-teman santri biasa
salat dan ngaji serta acara lainnya. Tempat ini boleh dikatakan sebagai masjid
pesantren, karena bangunan ini dibuat seperti layaknya masjid atau musholla
yang ada, di paling tengah depan terdapat tempat khusus untuk imam salat. Hawa dingin
merasuk dan menyelimuti tempat yang berlantaitiga ini, aku pun duduk dan
terbuai percakapan dengan teman-teman yang ada. Hujan masih mengguyur bumi
Kauman Ungaran meskipun rintik-rintik, walaupun begitu azan pun tetap dikumandangkan
ketika sudah memasuki waktu salat maghrib. Aku melihat salah satu santri
mengumandangkan aza, sejurus kemudian para santri yang lain berdatangan untuk
menunaikan salat berjamaah, tak ketinggalan pula denganku dan teman-teman pun
terlibat dalam jamaah setelah muazin mengumandangkan lafal iqamah.
Waktu pagi sudah berlalu berganti dengan siang, waktu siang
berganti sore dan waktu sore pun telah meninggalkan dari peredarannya dan
hilang dari pandanganku berganti menjadi malam. Malam ini (jum’at malam) usai
menunaikan salat maghrib berjamaah, aku berkumpul lagi dengan teman-teman seraya
sambil minum teh yang sudah disediakan. Srutup....teh hangat yang aku tuang dalam
gelas aku minum. Dalam suasana dingin semacam ini memang enak untuk membasahi
sekaligus menghangatkan tubuh dengan teh hangat. Enak tenan.....
Yaa rasulallah salamun
alaik yaa rafiasy syani wad darani
Athfata yaa jiratal alami yaa uhailal juudi wal karami
Lantunan prosa berbahasa arab itu menghiasi masjid pesantren
yang dilagukan berulang-ulang oleh para santri. Dan setelah aku beranjak dari
tempat duduk aku melihat teman-teman sebagian sudah ada yang bergabung dengan
santri-santri yang sedang menyemarakkan malam hari kelahiran nabi akhir zaman,
aku pun berjalan menghampiri teman-teman. Malam ini adalah malam tanggal dimana
Nabi Muhammad SAW sang pemimpin umat Islam di dunia dilahirkan dan beliau mulai
dikenalkan Allah SWT dengan dunia yang penuh cobaan ini. Bagaimana tidak dikatakan
dunia yang penuh dengan cobaan, selama hidup beliau dalam menjalankan tugas
kenabian dan kerasulannya sering mendapatkan cobaan-cobaan dari masyarakat
sekitar beliau, mulai cacian, cemoohan, dihadang orang, di fitnah, hendak di
bunuh dan lain sebagainya. Allah SWT memuliakan beliau diatas umatnya. Memang hidup
itu adalah cobaan !
Tak terasa malam ini sudah tanggal 12 Maulud, batinku. Pada tahun-tahun
yang lalu biasanya aku merayakan hari kelahiran nabi di masjid kampungku dengan
melantunkan lagu-lagu salawat dan bacaan ayat-ayat surat Albarzanji bersama
teman-teman jam’iyah baik di malam tanggal 12 Maulud maupun di pagi harinya. Alhamdulillah,
meskipun aku tidak berada dirumah, tapi masih bisa merayakan kesemarakan hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Salam sejahtera untukmu wahai utusan Allah, wahai
nabiyullah, wahai abaz zahra, wahai tauladan umat Islam sepanjang zaman.
Orang Islam jikalau ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat
harus berjalan sesuai denga garis-garis atau rel-rel yang sudah ditetapkan oleh
Allah SWT dalam syariatnya. Orang hidup harus sesuai dengan aturan-aturan atau
norma-norma yang ada, baik dari Allah SWT dan Nabi (syariat), masyarakat
(budaya atau adat istiadat) dan yanglainnya. Manusia diciptakan untuk saling
mengenal antara satu dengan yang lainnya tanpa pandang bulu baik ras, suku,
agama dan sebagainya. Dengan saling kenal mengenal hidup akan menjadi indah,
dari keindahan tercipta suatu kecintaan untuk saling memadu kasih antar sesama.
Islam sendiri pun menganjurkan untuk saling mencintai antar
sesama, yang mana prioritas dari kecintaan tersebut dibawah setelah kita
mencintai Allah SWT, Rasulullah dan keluarga. Sudah menjadi kewajiban umat
Islam untuk mencintai Allah dan Rasul-nya diatas yang lainnya, karena cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya dapat mengantarkan kita kepada derajat yang sering
diimpi-impikan oleh orang banyak yaitu derajat keluhuran. Cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya tak dapat kita bantah lagi karena merupakan kewajiban serta
keharusan yang harus kita tanamkan dalam hati dan kita praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Semoga langkah hidup kita selalu dalam bingkai untuk
selalu mencintai Allah dan Rasulullah. Aamiin...
Kampus Unissula, April 2007.
Cerpen ini untuk kalangan sendiri guna memuliakan kelahiran
sang Nabi.
KOMENTAR