Demak – Desa Ketanjung Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Demak hari ini, Ahad (23/9) menggelar Haul Raden Zaenal Abidin
sekaligus memberikan santunan kepada anak yatim piatu. Kegiatan
haul ini merupakan agenda rutin tiap tahun yang dilaksanakan pada bulan
Muharram, ribuan pengunjung memadati makam area haul tersebut digelar terdiri dari
warga ketanjung dan rombongan dari keluarga besar Desa Ngawen Wedung Demak dan
sekitarnya dengan niat mendapat berkah dari Allah Swt melalui almarhum.
Raden Zaenal Abidin adalah putra Raden Rahmat (Sunan Ampel)
dengan istri keduanya yang bernama Dewi Karimah binti Ki Wiryosaroyo Surabaya.
Adapun putra putri Raden Rahmat dengan Dewi Karimah adalah Dewi Murtasiyah
(istri Sunan Giri), Dewi Murtasimah/Asyiqah (istri Raden Fatah), Raden
Hasamuddin (Sunan Lamongan), Raden Zaenal Abidin (Sunan Demak), Pangeran
Tumapel dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2). Raden Zaenal Abidin diperkirakan lahir
sekitar tahun 1473 M di Blambangan Banyuwangi Jawa Timur dan wafat tahun 1570 M,
makamnya berada di Desa Ketanjung Karanganyar Demak Jawa Tengah.
Adapun Silsilah
Raden Zaenal Abidin yaitu Raden Zaenal Abidin bin Sunan Ampel / Raden Rahmat /
Sayyid Ahmad Rahmatillah bin Maulana Malik Ibrahim / Ibrahim Asmoro bin Syaikh Jumadil Qubro / Jamaluddin Akbar al-Husaini bin Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan
bin Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut)
bin Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut) bin Ali Kholi' Qosam bin Alawi
Ats-Tsani bin Muhammad Sohibus Saumi'ah bin Alawi Awwal bin Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin
Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Uraidhi bin
Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin
Ali Zainal Abidin bin
Imam Husain bin
Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra binti Nabi Muhammad
SAW.
Raden Zaenal Abidin dikenal
dengan sebutan Sunan Demak, beliau merupakan jajaran Walisongo periode ke 6
(1533 – 1546 M) dan diangkat
sebagai anggota walisongo tahun 1540 M menggantikan
kakaknya Raden Faqih (Sunan Ampel II). Wilayah dakwahnya di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur.
Susunan Walisongo periode ke 6 yaitu : 1. Syaikh Abdul Qahhar / Sunan Sedayu (Tahun 1517 menggantikan ayahnya,
yaitu Syaikh Siti Jenar), 2. Raden Zainal Abidin Sunan Demak (Tahun 1540
menggantikan kakaknya, yaitu Raden Faqih Sunan Ampel II),
3. Sultan Trenggana (Tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah), 4. Fathullah Khan / Falatehan (wafat tahun 1573), 5. Sayyid Amir Hasan (tahun 1550 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Kudus), 6. Sunan Gunung Jati (w.1569), 7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan (Tahun 1525 menggantikan kakaknya, yaitu Sunan Bonang), 8. Sunan Pakuan (Tahun 1533 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Derajat), dan 9. Sunan Muria (w. 1551).
3. Sultan Trenggana (Tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah), 4. Fathullah Khan / Falatehan (wafat tahun 1573), 5. Sayyid Amir Hasan (tahun 1550 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Kudus), 6. Sunan Gunung Jati (w.1569), 7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan (Tahun 1525 menggantikan kakaknya, yaitu Sunan Bonang), 8. Sunan Pakuan (Tahun 1533 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Derajat), dan 9. Sunan Muria (w. 1551).
Rohmad, juru kunci
makam Raden Zaenal Abidin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua yang
hadir terutama keluarga besar dari Desa Ngawen Wedung Demak dan sekitarnya yang
masih menjadi keturunan dari Raden Zaenal Abidin, semoga tali silaturahim yang
telah terjalin sejak lama ini dapat berlangsung hingga akhir hayat, harapnya. Kepada
warga masyarakat Ketanjung pada khususnya yang telah membantu atas kesuksesan kegiatan
haul ini semoga amal baik baik ibu semuanya mendapat balasan dari Allah Swt dan
dicatat sebagai amalan sholihan maqbulan wamutadlo’afan, tambahnya.
Sementara H.
Sudarlan, koordinator santuan yatim piatu menjelaskan bahwa anak yatim piatu
yang diberi santunan pada tahun ini berjumlah 28 dan alhamdulillah tiap anak
menerima ± Rp. 1.000.000,- Beliau berterima kasih kepada para donator yang
telah ikut berpartisipasi memberikan sebagian rejekinya untuk disisihkan kepada
anak yatim piatu yang ada di desa ketanjung. Semoga ini dapat membantu
kebutuhan anak yatim piatu yang ada di desa kita. Donatur dihimpun baik dari
perorangan maupun lewat jam’iyah yang ada di desa serta organisasi sosial yang
ada meliputi Muslimat NU, Fatayat NU, P2MK, Karang Taruna dan sebagainya, tutupnya.
KOMENTAR