Anak: Allah itu siapa?
Ayah: Allah itu Tuhan yang menciptakan kita semua, menciptakan Kakek, Nenek, Ayah, Bunda, dan engkau, sayangku. Allah juga yang menciptakan Aalam semesta ini beserta isinya. Matahari, bulan, bintang, dan binatang lucu seperti embek dan pus, juga menciptakan hewan seperti singa dan harimau yang ada di kebun binatang itu. Jadi, Allah yang menciptakan kita semua.
Anak: Allah itu mirip (si)apa?
Ayah: Anakku, Allah tuhan kita semua tidak mirip dengan (si)apapun. Allah yang MahaAgung dengan segala sifat-Nya tidak bisa dan tidak boleh diserupakan dengan yang ada di dunia. Karena segala sesuatu dunia ini ada dan terjadi karena kehendak atau keinginan Allah. Jadi, anakku, Mahasuci Allah dari segala sangkaan padanan yang kita lihat. Semua yang kita lihat adalah ciptaan Allah dan bukti keberadaan-Nya. (patokan jawaban pada QS. Asyyura: 11)
Anak: Allah itu laki-laki kayak ayah atau perempuan kayak bunda?
Ayah: Ayah tadi sudah bilang, sayangku, jika Gusti Allah tidak bisa dimiripkan atau diserupakan dengan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, jenis kelamin laki laki atau perempuan tak ada artinya bagi Gusti Allah. Hanya manusia saja yang terbagi menjadi laki laki dan perempuan. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa Allah itu laki-laki atau perempuan. Allah adalah wujud yang tiada tara. Dialah Tuhan Yang Mahaesa, Mahasempurna, dan tidak seperti (si)apapun, anakku. (sandaran: QS. al-Ikhlas)
Anak: mengapa ayah menyuruh mengaji? Apakah Allah juga mengaji?
Ayah: ayah menyayangimu, nak. Ayah memintamu mengaji biar bisa menjadi orang yang bermanfaat, disayang oleh Nabi Muhammad dan disayangi Allah. Engkau kan sudah tahu jika Nabi Muhammad yang ayah ceritakan kemarin sudah pintar mengaji saat usianya seperti dirimu. Jadi agar engkau disayang ayah bunda, disayang oleh Nabi Muhammad, dan dicintai oleh Allah, engkau harus pintar mengaji, karena Allah saaaaangat sayang sama anak yang rajin mengaji dan patuh pada ayah bunda. Jadi, yang rajin mengaji ya sayang?
Anak: Mengapa Allah menyuruh kita shalat? Apakah Dia butuh shalat kita?
Ayah: Jika ayah ibu menyuruhmu maem buah dan minum susu, engkau pasti akan menjawab agar dirimu bertambah sehat. Iya kan? Demikianlah anakku, maem makanan bergizi membuat tubuh kita sehat, sedangkan shalat menjadikan dirimu anak yang baik dan semakin disayang oleh Allah.
Anak: apakah Allah suka maem permen dan minum susu?
Ayah: Allah itu Kaya, Mahakaya, Saaangat Kaya, anakku. Jadi Allah tidak butuh permen, karena Allah lah yang menciptakan buah-buahan untuk membuat permen, juga menciptakan penjual permen. Allah tidak suka dan tidak butuh permen, tapi Allah sangat menyayangi anak yang rajin mengaji, patuh sama ayah bunda dan suka menolong orang lain sepertimu, anakku. Jadi Allah menyayangimu karena dirimu juga sayang Allah. (sandaran: QS. Al-An'am 133). Tapi, jangan sering-sering maem permen agar gigimu tidak keropos.
Anak: Allah itu ada di mana? Kok nggak kelihatan?
Ayah: Tolong ambilkan parfum pengharum ruangan di lemari ayah itu anakku. Baiklah terimakasih. Setelah tadi ayah semprotkan, apa yang kau rasakan? Harum, kan? Beraroma mawar, kan? Jadi, kita merasakan harumnya aroma mawar ini tapi tak bisa melihat satupun darinya, juga tak bisa menunjukkan dimana posisi harum ini sebenarnya, lalu bagaimana bentuk harumnya, dan sebagainya. Begitu pula dengan Allah yang kita cintai, anakku. Kita tak melihat Allah, tapi kita selalu Yakin bahwa Dia ada, selalu menyayangi kita. (QS. Al-Hadiid: 5)
Anak: ohya, bagaimana cara merasakan keberadaan Allah?
Ayah: bagus, sayangku. Allah selalu Ada untuk kita. Setiap hari 5 waktu kita shalat. Shalat adalah cara kita berbicara dengan Allah. Mengobrol dengan-Nya dengan sopan.
Anak: Tapi, saya masih bingung yah, belum bisa merasakan jika Allah itu dekat. Bagaimana?
Ayah: baiklah, anakku. Kamu bisa merasakan kehadiran-Nya dalam hatimu yang bersih. Sekarang pejamkan matamu. Panggil nama-Nya dengan kelembutan dari lubuk hatimu yang paling dalam. Yakin, ya, yakinlah anakku, dengan segera engkau akan tahu bahwa Allah Ada dan selalu berada di sampingmu.
Wallahu A'lam Bisshawab
Penulis : Rijal Mumazziq Z
Ayah: Allah itu Tuhan yang menciptakan kita semua, menciptakan Kakek, Nenek, Ayah, Bunda, dan engkau, sayangku. Allah juga yang menciptakan Aalam semesta ini beserta isinya. Matahari, bulan, bintang, dan binatang lucu seperti embek dan pus, juga menciptakan hewan seperti singa dan harimau yang ada di kebun binatang itu. Jadi, Allah yang menciptakan kita semua.
Anak: Allah itu mirip (si)apa?
Ayah: Anakku, Allah tuhan kita semua tidak mirip dengan (si)apapun. Allah yang MahaAgung dengan segala sifat-Nya tidak bisa dan tidak boleh diserupakan dengan yang ada di dunia. Karena segala sesuatu dunia ini ada dan terjadi karena kehendak atau keinginan Allah. Jadi, anakku, Mahasuci Allah dari segala sangkaan padanan yang kita lihat. Semua yang kita lihat adalah ciptaan Allah dan bukti keberadaan-Nya. (patokan jawaban pada QS. Asyyura: 11)
Anak: Allah itu laki-laki kayak ayah atau perempuan kayak bunda?
Ayah: Ayah tadi sudah bilang, sayangku, jika Gusti Allah tidak bisa dimiripkan atau diserupakan dengan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, jenis kelamin laki laki atau perempuan tak ada artinya bagi Gusti Allah. Hanya manusia saja yang terbagi menjadi laki laki dan perempuan. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa Allah itu laki-laki atau perempuan. Allah adalah wujud yang tiada tara. Dialah Tuhan Yang Mahaesa, Mahasempurna, dan tidak seperti (si)apapun, anakku. (sandaran: QS. al-Ikhlas)
Anak: mengapa ayah menyuruh mengaji? Apakah Allah juga mengaji?
Ayah: ayah menyayangimu, nak. Ayah memintamu mengaji biar bisa menjadi orang yang bermanfaat, disayang oleh Nabi Muhammad dan disayangi Allah. Engkau kan sudah tahu jika Nabi Muhammad yang ayah ceritakan kemarin sudah pintar mengaji saat usianya seperti dirimu. Jadi agar engkau disayang ayah bunda, disayang oleh Nabi Muhammad, dan dicintai oleh Allah, engkau harus pintar mengaji, karena Allah saaaaangat sayang sama anak yang rajin mengaji dan patuh pada ayah bunda. Jadi, yang rajin mengaji ya sayang?
Anak: Mengapa Allah menyuruh kita shalat? Apakah Dia butuh shalat kita?
Ayah: Jika ayah ibu menyuruhmu maem buah dan minum susu, engkau pasti akan menjawab agar dirimu bertambah sehat. Iya kan? Demikianlah anakku, maem makanan bergizi membuat tubuh kita sehat, sedangkan shalat menjadikan dirimu anak yang baik dan semakin disayang oleh Allah.
Anak: apakah Allah suka maem permen dan minum susu?
Ayah: Allah itu Kaya, Mahakaya, Saaangat Kaya, anakku. Jadi Allah tidak butuh permen, karena Allah lah yang menciptakan buah-buahan untuk membuat permen, juga menciptakan penjual permen. Allah tidak suka dan tidak butuh permen, tapi Allah sangat menyayangi anak yang rajin mengaji, patuh sama ayah bunda dan suka menolong orang lain sepertimu, anakku. Jadi Allah menyayangimu karena dirimu juga sayang Allah. (sandaran: QS. Al-An'am 133). Tapi, jangan sering-sering maem permen agar gigimu tidak keropos.
Anak: Allah itu ada di mana? Kok nggak kelihatan?
Ayah: Tolong ambilkan parfum pengharum ruangan di lemari ayah itu anakku. Baiklah terimakasih. Setelah tadi ayah semprotkan, apa yang kau rasakan? Harum, kan? Beraroma mawar, kan? Jadi, kita merasakan harumnya aroma mawar ini tapi tak bisa melihat satupun darinya, juga tak bisa menunjukkan dimana posisi harum ini sebenarnya, lalu bagaimana bentuk harumnya, dan sebagainya. Begitu pula dengan Allah yang kita cintai, anakku. Kita tak melihat Allah, tapi kita selalu Yakin bahwa Dia ada, selalu menyayangi kita. (QS. Al-Hadiid: 5)
Anak: ohya, bagaimana cara merasakan keberadaan Allah?
Ayah: bagus, sayangku. Allah selalu Ada untuk kita. Setiap hari 5 waktu kita shalat. Shalat adalah cara kita berbicara dengan Allah. Mengobrol dengan-Nya dengan sopan.
Anak: Tapi, saya masih bingung yah, belum bisa merasakan jika Allah itu dekat. Bagaimana?
Ayah: baiklah, anakku. Kamu bisa merasakan kehadiran-Nya dalam hatimu yang bersih. Sekarang pejamkan matamu. Panggil nama-Nya dengan kelembutan dari lubuk hatimu yang paling dalam. Yakin, ya, yakinlah anakku, dengan segera engkau akan tahu bahwa Allah Ada dan selalu berada di sampingmu.
Wallahu A'lam Bisshawab
Penulis : Rijal Mumazziq Z
KOMENTAR