Pada saat ini kita tidak boleh minder, malu menampakkan identitas diri kita bahwa kita adalah Nahdlatul Ulama (NU). Sebab dari dulu sampai sekarang banyak pihak yang ingin menggembosi NU, kita pernah mendengar omongan "ora usah NU-NU an sing penting islam ahlus sunnah waljamaah (aswaja)". Di sisi lain orang-orang NU sendiri dengan karakter rendah hati memang tidak mau unjuk dada "saya NU", karena khawatir dianggap ujub.
Terhadap orang yang suka mengatakan "ora usah NU-NU an", Habib Lutfi memberi peringatan yang sangat keras sebagaimana dalam video berikut:
Dalam acara Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama' (PKPNU) yang berlangsung pada tanggal 15-16 Desember 2018 di MWC NU Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, Bapak Yusuf Hasyim salah seorang instruktur mengajak peserta agar percaya diri menampakkan diri sebagai orang NU, contohnya peci dan sarung yang beliau pakai ada tulisannya Nahdlatul Ulama. Semua aset milik warga NU perlu diberi papan nama NU, misal masjid yang didirikan dan dikelola warga NU dipasang plang "Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama".
Tak ketinggalan kendaraan yang dipakai Bapak Yusuf Hasyim juga ditulisi Nahdlatul Ulama'. Beliau punya pengalaman menarik dengan kendaraannya itu, dan menceritakan pengalamannya dihadapan para peserta pendidikan :
"Pernah suatu ketika kendaraan yang saya pakai bannya bocor, saya tambalkan ke tukang tambal ban yang ada di pinggir jalan, Bapak si penambal ban nanya ke saya;
'Bapak pengurus NU nggih?'
'Nggih, kok njenegan tahu?'
'itu kendaraan bapak ada tulisannya Nahdlatul Ulama, kulo Banser Yi'
Oalah yang nambal ban kendaraan saya ternyata anggota banser"
"Setelah selesai ditambal, saya nanya ini bayarnya berapa? Kang Banser-nya bilang 'mboten usah yai', Saya ya nggak mentolo, akhirnya saya bayar 50 ribu. Selama ini kan Banser ikhlas mengabdi sama kyai meski tidak dibayar. Alhamdulillah di saat ada kesusahan di jalan bisa ketemu dan ditolong sedulur NU"
Terhadap orang yang suka mengatakan "ora usah NU-NU an", Habib Lutfi memberi peringatan yang sangat keras sebagaimana dalam video berikut:
Dalam acara Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama' (PKPNU) yang berlangsung pada tanggal 15-16 Desember 2018 di MWC NU Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, Bapak Yusuf Hasyim salah seorang instruktur mengajak peserta agar percaya diri menampakkan diri sebagai orang NU, contohnya peci dan sarung yang beliau pakai ada tulisannya Nahdlatul Ulama. Semua aset milik warga NU perlu diberi papan nama NU, misal masjid yang didirikan dan dikelola warga NU dipasang plang "Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama".
Tak ketinggalan kendaraan yang dipakai Bapak Yusuf Hasyim juga ditulisi Nahdlatul Ulama'. Beliau punya pengalaman menarik dengan kendaraannya itu, dan menceritakan pengalamannya dihadapan para peserta pendidikan :
"Pernah suatu ketika kendaraan yang saya pakai bannya bocor, saya tambalkan ke tukang tambal ban yang ada di pinggir jalan, Bapak si penambal ban nanya ke saya;
'Bapak pengurus NU nggih?'
'Nggih, kok njenegan tahu?'
'itu kendaraan bapak ada tulisannya Nahdlatul Ulama, kulo Banser Yi'
Oalah yang nambal ban kendaraan saya ternyata anggota banser"
"Setelah selesai ditambal, saya nanya ini bayarnya berapa? Kang Banser-nya bilang 'mboten usah yai', Saya ya nggak mentolo, akhirnya saya bayar 50 ribu. Selama ini kan Banser ikhlas mengabdi sama kyai meski tidak dibayar. Alhamdulillah di saat ada kesusahan di jalan bisa ketemu dan ditolong sedulur NU"
KOMENTAR