Anggota Banser dari Papua saat mengikuti Kirab Satu Negeri |
Padahal sebenarnya tidak ada kaitan antara slogan NKRI Harga Mati dengan tidak bergeraknya Banser ke Papua..
Konstitusi kita sudah mengatur bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban bela negara. Dan tata inti rakyat dalam bela negara adalah Tentara Nasional Indonesia..
Jadi, merupakan tugas bagi TNI-lah untuk menjaga keamanan dan ketertiban yang berkaitan dengan kedaulatan negara di setiap jengkal wilayah NKRI..
Lalu dimana posisi Banser? Posisi Banser tetap di tempat. Siap menjaga NKRI pada setiap jengkalnya. Di sinilah letak para pembenci NU gagal paham..
Mereka mengira bahwa Banser itu pasukan liar berseragam yang bisa grudak-gruduk seenaknya..
Mereka mengira Banser bisa begitu saja berangasan seperti mereka. Main kasar tak terkendali. Kalau berhasil dipuji sebagai kader, kalau keciduk aparat dibilang oknum atau penyusup. Banser sama sekali tidak seperti itu..
Pernah gak ya mereka sadari, seandainya Banser berperangai seperti itu, yang nyonyor duluan ya mereka itu yang suka nyinyirin NU dan para Kyai?
Kembali ke topik. Mereka gak tahu bahwa Banser pasti siap kapan saja diberangkatkan ke Papua. Bahkan berani menghadapi kelompok yang katanya bersenjatakan standar NATO. Gak masalah buat Banser..
Medan yang berat, hutan belantara tropis, rimba raya, yakinlah tidak akan menyurutkan nyali Banser untuk berangkat ke Papua..
Ingin Banser nggruduk KKB di Papua sana? Gampang sekali kok. Begini caranya:
Minta saja Presiden Republik Indonesia sebagai Panglima Tertinggi TNI untuk sowan ke PBNU, mengajukan surat permohonan resmi agar Banser dikerahkan ke Papua untuk memadamkan pemberontakan tersebut..
Nanti PBNU akan bermusyawarah dengan para Masyayyikh Pakubumi Nusantara dan jika dipandang perlu akan mengirimkan pasukan Banser ke Papua. Gampang, kan?
Ini bukan bualan. Sejarah mencatat, ketika Bung Karno dengan Kabinet Dwikoranya ingin menggagalkan pembentukan Negara Malaysia boneka Inggris, beliau sambatan kepada KH Wahab Hasbullah..
Lalu NU menggelar latihan besar-besaran. Baik Ansor maupun wanita Muslimat NU sama-sama dilatih untuk diperbantukan ke perbatasan Malaysia, sebab, waktu itu Banser belum dibentuk..
Ini sejarah riil. Fakta gamblang bahwa bagi NU tidak ada tawar menawar bagi kedaulatan NKRI..
Kepada Sahabat Banser, jangan pernah terprovokasi. Ingatlah dhawuh agung para Ulama kita:
Seseorang hanya bisa memberikan apa yang ia miliki. Jika yang ia miliki adalah kebaikan dan manfaat, maka ia hanya sanggup memberikan kebaikan dan manfaat itu..
Sebaliknya jika yang dimiliki hanyalah kotoran pikiran dan gelapnya hati, maka hanya itu pulalah yang akan sanggup ia berikan..
Kagem semua sahabat dan pecinta NU. Jangan lupa untuk selalu berbahagia menjadi bagian tak terpisahkan dari NKRI. Selalu bergandengan tangan, merapatkan barisan, dan donga dinonga..
Garuda di dadaku, Lintang Songo di hatiku. NKRI harga mati...!!!
Penulis : Shuniyya Ruhama
KOMENTAR