Dakwah pada era kontemporer atau jaman now kata anak sekarang, memiliki tantangan baru searah dengan kecenderungan arus zaman.
Pelbagai pendekatan yang sudah mapan atau dianggap mapan pada dekade sebelumnya, memerlukan koreksi dan revisi di era ini.
Era kontemporer yang diwarnai oleh kemajuan yang pesat, utamanya bidang teknologi informasi, turut memacu akselerasi dalam transformasi budaya, ideologi, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya pada realitas objektif, dakwah tertuntut untuk merespons kecenderungan era kontemporer tersebut dengan mengakselerasi pendekatan-pendekatan yang efektif dan produktif, sama halnya pada metode-metode dan teknik-tekniknya.
Tuntutan ini lebih karena pertimbangan, dakwah sebagai ujung tombak penyebaran nilai-nilai Islam ke seluruh penjuru dunia harus senafas dengan zaman agar tidak kehilangan roh relevansifaktualnya. Ikhtiar semacam ini dapat dilakukan oleh MUI Demak melalui pemikiran dan aksi dakwahnya.
Walisongo telah melakukan aktivitas dakwahnya sesuai dengan era dan spirit zamannya sehingga bisa menebarkan islam keseluruh bumi Nusantara,
Zaman terus mengalir sesuai dengan dinamika dan dialektika sejarah, dan kita tidak bisa kembali kebelakang barang sedetikpun, kita harus meneruskan misi agung para Nabi dan Rosul ( salam sejahtera untuknya) sebagai Utusan Tuhan, tentu sesuai dengan ruh dan spirit zaman kita, zaman yang begitu cepat perubahannya, ZAMAN ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI, zaman dimana jejak-jejak orang-orang sakti kehilangan pengaruhnya, zaman dimana orang-orang keramat tidak bisa menunjukkan kekramatannya,
Lihatlah media massa dan media social, betapa dahsyatnya pengaruhnya, apakah kalian melihat peranan mereka, tidak. Mereka tidak punya jejak digitalnya, kecuali tinggal cerita masa lalu
maraknya fundamentalisme di dunia Islam, perilaku formalistik keberagama dan problem historis kultural dalam relasi global harus kita temukan jawabannya
Sufisme harusnya mendasari spirit yang menjadi landasan semua konsep pemikiran kita, Sufisme merupakan ekspresi dari usaha pencerahan, sedangkan dakwah merupakan konsekuensi wujud langsung dari pencerahan ini.
Bentuk dakwah yang paling ces pleng adalah yang mengutamakan keteladanan (uswah). Sufisme adalah merupakan cara hidup Nabi dan para sahabatnya. Cara hidup ini merupakan suatu kemestian untuk diikuti oleh siapapun yang merepresentasi Islam.
Kita semua, siapapun kalian, harus mengambil peran aktif mengenalkan, dan memahamkan SYARIAT ISLAM jangan kita malah mencerminkan orang yang anti Syariat , di pundak kita wahai para ulama dan kiyai , ada tugas mereformasi hidup masyarakat agar mereka mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penulis : KH. Muhammad Ajib (Khatib Am PCNU Demak)
Pelbagai pendekatan yang sudah mapan atau dianggap mapan pada dekade sebelumnya, memerlukan koreksi dan revisi di era ini.
Era kontemporer yang diwarnai oleh kemajuan yang pesat, utamanya bidang teknologi informasi, turut memacu akselerasi dalam transformasi budaya, ideologi, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya pada realitas objektif, dakwah tertuntut untuk merespons kecenderungan era kontemporer tersebut dengan mengakselerasi pendekatan-pendekatan yang efektif dan produktif, sama halnya pada metode-metode dan teknik-tekniknya.
Tuntutan ini lebih karena pertimbangan, dakwah sebagai ujung tombak penyebaran nilai-nilai Islam ke seluruh penjuru dunia harus senafas dengan zaman agar tidak kehilangan roh relevansifaktualnya. Ikhtiar semacam ini dapat dilakukan oleh MUI Demak melalui pemikiran dan aksi dakwahnya.
Walisongo telah melakukan aktivitas dakwahnya sesuai dengan era dan spirit zamannya sehingga bisa menebarkan islam keseluruh bumi Nusantara,
Zaman terus mengalir sesuai dengan dinamika dan dialektika sejarah, dan kita tidak bisa kembali kebelakang barang sedetikpun, kita harus meneruskan misi agung para Nabi dan Rosul ( salam sejahtera untuknya) sebagai Utusan Tuhan, tentu sesuai dengan ruh dan spirit zaman kita, zaman yang begitu cepat perubahannya, ZAMAN ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI, zaman dimana jejak-jejak orang-orang sakti kehilangan pengaruhnya, zaman dimana orang-orang keramat tidak bisa menunjukkan kekramatannya,
Lihatlah media massa dan media social, betapa dahsyatnya pengaruhnya, apakah kalian melihat peranan mereka, tidak. Mereka tidak punya jejak digitalnya, kecuali tinggal cerita masa lalu
maraknya fundamentalisme di dunia Islam, perilaku formalistik keberagama dan problem historis kultural dalam relasi global harus kita temukan jawabannya
Sufisme harusnya mendasari spirit yang menjadi landasan semua konsep pemikiran kita, Sufisme merupakan ekspresi dari usaha pencerahan, sedangkan dakwah merupakan konsekuensi wujud langsung dari pencerahan ini.
Bentuk dakwah yang paling ces pleng adalah yang mengutamakan keteladanan (uswah). Sufisme adalah merupakan cara hidup Nabi dan para sahabatnya. Cara hidup ini merupakan suatu kemestian untuk diikuti oleh siapapun yang merepresentasi Islam.
Kita semua, siapapun kalian, harus mengambil peran aktif mengenalkan, dan memahamkan SYARIAT ISLAM jangan kita malah mencerminkan orang yang anti Syariat , di pundak kita wahai para ulama dan kiyai , ada tugas mereformasi hidup masyarakat agar mereka mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penulis : KH. Muhammad Ajib (Khatib Am PCNU Demak)
KOMENTAR